PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN IPAS BERBASIS ETNOSAINS UNTUK LITERASI SAINS BAGI SISWA KELAS V

Authors

  • Maria Karmelita Ndoya STKIP CITRA BAKTI
  • Maria Goreti Gowa Ledu STKIP CITRA BAKTI
  • Yosefina Uge Lawe DOSEN STKIP CITRA BAKTI
  • Yolenta Ule Pae Guru Pamong

DOI:

https://doi.org/10.36312/madu.v2i1.122

Abstract

Literasi merupakan salah satu alat terpenting dalam mendidik siswa dan masyarakat umum. Akibat keluarnya Indonesia dari kawasan Asia Pasifik, negara kepulauan ini menjadi negara literasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tindakan kelas. Subjek artikel ini adalah Seksi V SD Inpres Mauponggo Kabupaten Nagekeo yang berjumlah 27 anggota dengan rentang usia 17 hingga 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains berbasis etnosains ketika membandingkan IPAS dengan literasi. Pohon literasi dipilih karena dapat membangun kreativitas peserta didik yang meliputi daya pikir dan kreativitas, serta memotivasi peserta didik untuk selalu membaca. Selain itu, pohon literasi berkembang secara lambat dan lambat. Pohon literasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup para siswa. Demikianlah contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagiannya mulai dari observasi, refleksi, perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan tes keterampilan literasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat sastra V Sd Inpres Mauponggo banyak dipengaruhi oleh berbagai media sastra. Dengan menggunakan prasiklus, tingkat pencahayaan yang diterima oleh subjek digambarkan berada pada kisaran 13 sampai 15. Kualitas dari hasil kerja seseorang dijabarkan sebagai kategori dengan rasio rata-rata 39,2 untuk Bagian I. Kemampuan literasi peserta yang dijabarkan pada bagian II masuk ke dalam kategori rata-rata 55.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Maria Goreti Gowa Ledu, STKIP CITRA BAKTI

Literasi merupakan salah satu alat terpenting dalam mendidik siswa dan masyarakat umum. Akibat keluarnya Indonesia dari kawasan Asia Pasifik, negara kepulauan ini menjadi negara literasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tindakan kelas. Subjek artikel ini adalah Seksi V SD Inpres Mauponggo Kabupaten Nagekeo yang berjumlah 27 anggota dengan rentang usia 17 hingga 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains berbasis etnosains ketika membandingkan IPAS dengan literasi. Pohon literasi dipilih karena dapat membangun kreativitas peserta didik yang meliputi daya pikir dan kreativitas, serta memotivasi peserta didik untuk selalu membaca. Selain itu, pohon literasi berkembang secara lambat dan lambat. Pohon literasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup para siswa. Demikianlah contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagiannya mulai dari observasi, refleksi, perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan tes keterampilan literasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat sastra V Sd Inpres Mauponggo banyak dipengaruhi oleh berbagai media sastra. Dengan menggunakan prasiklus, tingkat pencahayaan yang diterima oleh subjek digambarkan berada pada kisaran 13 sampai 15. Kualitas dari hasil kerja seseorang dijabarkan sebagai kategori dengan rasio rata-rata 39,2 untuk Bagian I. Kemampuan literasi peserta yang dijabarkan pada bagian II masuk ke dalam kategori rata-rata 55.

Yosefina Uge Lawe, DOSEN STKIP CITRA BAKTI

Literasi merupakan salah satu alat terpenting dalam mendidik siswa dan masyarakat umum. Akibat keluarnya Indonesia dari kawasan Asia Pasifik, negara kepulauan ini menjadi negara literasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tindakan kelas. Subjek artikel ini adalah Seksi V SD Inpres Mauponggo Kabupaten Nagekeo yang berjumlah 27 anggota dengan rentang usia 17 hingga 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains berbasis etnosains ketika membandingkan IPAS dengan literasi. Pohon literasi dipilih karena dapat membangun kreativitas peserta didik yang meliputi daya pikir dan kreativitas, serta memotivasi peserta didik untuk selalu membaca. Selain itu, pohon literasi berkembang secara lambat dan lambat. Pohon literasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup para siswa. Demikianlah contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagiannya mulai dari observasi, refleksi, perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan tes keterampilan literasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat sastra V Sd Inpres Mauponggo banyak dipengaruhi oleh berbagai media sastra. Dengan menggunakan prasiklus, tingkat pencahayaan yang diterima oleh subjek digambarkan berada pada kisaran 13 sampai 15. Kualitas dari hasil kerja seseorang dijabarkan sebagai kategori dengan rasio rata-rata 39,2 untuk Bagian I. Kemampuan literasi peserta yang dijabarkan pada bagian II masuk ke dalam kategori rata-rata 55.

Yolenta Ule Pae, Guru Pamong

Literasi merupakan salah satu alat terpenting dalam mendidik siswa dan masyarakat umum. Akibat keluarnya Indonesia dari kawasan Asia Pasifik, negara kepulauan ini menjadi negara literasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tindakan kelas. Subjek artikel ini adalah Seksi V SD Inpres Mauponggo Kabupaten Nagekeo yang berjumlah 27 anggota dengan rentang usia 17 hingga 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains berbasis etnosains ketika membandingkan IPAS dengan literasi. Pohon literasi dipilih karena dapat membangun kreativitas peserta didik yang meliputi daya pikir dan kreativitas, serta memotivasi peserta didik untuk selalu membaca. Selain itu, pohon literasi berkembang secara lambat dan lambat. Pohon literasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup para siswa. Demikianlah contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagiannya mulai dari observasi, refleksi, perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan tes keterampilan literasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat sastra V Sd Inpres Mauponggo banyak dipengaruhi oleh berbagai media sastra. Dengan menggunakan prasiklus, tingkat pencahayaan yang diterima oleh subjek digambarkan berada pada kisaran 13 sampai 15. Kualitas dari hasil kerja seseorang dijabarkan sebagai kategori dengan rasio rata-rata 39,2 untuk Bagian I. Kemampuan literasi peserta yang dijabarkan pada bagian II masuk ke dalam kategori rata-rata 55.

Downloads

Published

28-04-2024

How to Cite

Ndoya, M. K., Ledu, M. G. G., Lawe, Y. U., & Pae, Y. U. (2024). PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN IPAS BERBASIS ETNOSAINS UNTUK LITERASI SAINS BAGI SISWA KELAS V. Jurnal Ilmiah Mandalika Education (MADU), 2(1), 203–212. https://doi.org/10.36312/madu.v2i1.122

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)